Sunday, March 27, 2011

Puisi ... Puisi ...


Kala Kulupa

diri seperti apa yang kuingini?
tanyaku lirih pada diri sendiri

dengan suara asing aku berteriak
meneriakkan jeritan dalam diri yang terkoyak

rasa sakit ini mencabik
dan tubuhku tinggallah sayatan-sayatan
ini kenyataan
dan aku merasa lemah

butiran bening meninggalkan sudut mataku
karena rinduku yang dalam
hingga tak terjamah
dalam hatiku

mimpi-mimpiku teronggok
di sisi lain yang tak tampak
menghilang perlahan

namun ada satu titik
entah di mana
tidak kulihat
tapi kurasakan
titik terang
tapi tidak menyilaukan
menyiratkan impian
memberikan harapan
dan ingatlah aku
`tuk berdoa pada-Mu



Aku Harus Minta Maaf

Aku belum mengharapkan ketika malam mulai merangkak
Padahal aku telah membuatmu marah, sementara aku tertawa-tawa
Padahal ada seseorang yang masih terus menolak ketika kuajak bicara
Padahal terlalu banyak pembicaraan tidak berguna yang telah kulakukan
Padahal sebagian besar waktuku telah kuhabiskan untuk hal yang sia-sia …
Aku hanya bisa mendesah dalam keluhan

Tidak, tidak!
Waktuku tak banyak
Aku harus secepatnya minta maaf
Aku harus segera memohon ampunan
Sebab aku tak tahu sampai kapan napas ini menemaniku
Sebab aku tak tahu sampai kapan detakan ini mengiringiku
Sebab aku tak tahu sampai kapan aliran darah ini menyertaiku
Aku tidak tahu …

Aku harus minta maaf!