Friday, April 27, 2012

Islamnya Salman Al Farisi

Berita Kenabian
Sebelum masuk Islam, Salman Al Farisi beragama Nasrani. Ia berguru kepada seorang pendeta di sebuah gereja. Pendeta tersebut sering menyampaikan kepada Salman tentang kabar akan munculnya nabi terakhir yang diutus Allah. Pendeta itu tahu dari kitab sucinya, yaitu Injil. Namun, sekarang sudah tidak ada lagi kitab Injil yang asli karena kitab tersebut telah diubah-ubah oleh orang-orang yang mengingkari kenabian Muhammad SAW dan mengingkari sebagian dari hukum-hukum Allah. Pada akhirnya, pendeta itu meninggal dunia. Tapi, ia sempat berpesan pada Salman bahwa ia telah mendapat kabar munculnya nabi yang selama ini ditunggu-tunggu di jazirah Arab, tepatnya di daerah yang di sana terdapat rumah Allah (Baitullah).

Pengembaraan Salman
Salman mulai mengembara menuju ke Makkah. Namun, begitu tiba di Mekkah, ternyata nabi yang dicari Salman telah hijrah ke Madinah. Salman pun melanjutkan perjalanan ke kota Madinah. Setibanya di Madinah, Salman kemudian melakukan pengamatan terhadap nabi tersebut, yang ternyata bernama Muhammad. Tentu saja Salman tidak langsung percaya. Menurut kitab yang dibacanya, nabi tersebut memiliki dua ciri. Apakah itu?

Masuk Islamnya Salman
Ciri pertama: Nabi itu tidak menerima sedekah, tetapi menerima hadiah. Salman menyaksikan bahwa suatu hari Muhammad dikirimi semangkuk besar susu kambing oleh tetangganya. Tetangga tersebut berkata bahwa ini adalah sedekah. Kemudian Muhammad memanggil orang-orang miskin yang ada di dekat rumahnya untuk minum susu itu bersama-sama. Tetapi, Muhammad tidak ikut minum! Esoknya, ada seorang tetangga lagi yang mengirim semangkuk besar susu. Tetangga itu berkata bahwa ini adalah hadiah. Maka sekali lagi Muhammad memanggil orang-orang miskin tersebut untuk minum bersama. Kali ini, Muhammad ikut minum! Jadi, ciri pertama ada pada nabi tersebut. Ciri kedua: Nabi itu memiliki bulatan merah sebesar apel di punggungnya. Pada suatu hari, ada penduduk yang meninggal dunia. Muhammad memimpin acara penguburan jenazah. Saat penggalian tanah, Muhammad ikut menggali tanah bersama sahabatnya yang lain. Mata Salman tidak henti-hentinya melihat ke arah punggung Muhammad. Sampai akhirnya, Muhammad agak menurunkan bajunya sehingga punggungnya terlihat. Dan, Salman melihat adanya bulatan merah sebesar apel di punggung Muhammad! Salman bercucuran air mata dan serta merta memeluk Rasulullah dari belakang. Salman pun bersyahadat di hadapan Rasulullah saat itu juga dan disaksikan sahabat-sahabat yang lain. Subhanallah ....

Pelajaran Bagi Kita
Salman adalah seorang hamba Allah yang dengan gigih mencari kebenaran. Sampai akhirnya, ia mendapatkan Islam sebagai agamanya. Ia harus berusaha mencari Islam dengan cara yang tidak mudah. Alhamdulillah ... kita patut bersyukur kepada Allah akan nikmat keimanan dan keislaman yang kita miliki saat ini. Kita bisa mendapatkan nikmat iman dan Islam tanpa harus bersusah payah mencarinya. Salman tetap memegang teguh keislamannya hingga akhir hayatnya. Ia ikut bersama Rasulullah dan sahabat-sahabat yang lain dalam setiap perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. Kita pun sama. Kita akan tetap menjaga keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Kita tidak akan pernah rela melepaskan keislaman kita. Karena hanya dengan bekal inilah kita dapat berjumpa dengan Allah dan mendapatkan ridha-Nya berupa kenikmatan surga yang abadi. Allah berfirman, “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka adalah penghuni surga. Mereka hidup kekal di dalamnya.” (Q.S. Al Baqarah: 82). Wallahu a’lam bishawab.